Target Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Cukup Tinggi

by Isabella Citra Maheswari

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi menilai target pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup tinggi jika melihat rata-rata proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan beberapa negara yang cenderung turun pada tahun ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Bank Indonesia di Jakarta, 3 Juli 2025, mengumumkan proyeksi terbaru pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Semester II 2025 yang asumsi semula 5,2 persen menjadi dalam rentang 4,7 persen sampai dengan 5 persen.

“Kalau soal outlook pertumbuhan ekonomi, kita harus meletakkan negara kita dalam situasi internasional. Jadi, kondisi globalnya memang melambat. Bahkan, mungkin prediksinya rata-rata pertumbuhan global hanya 2,3 persen,” kata Kepala PCO Hasan Nasbi menjawab pertanyaan wartawan saat jumpa pers di Kantor PCO, Jakarta, Selasa, 8 Juli 2025.

Hasan melanjutkan jika rata-rata pertumbuhan global diprediksi turun, tentu Indonesia pun menyesuaikan.

“Tetapi, dengan penyesuaian-penyesuaian ini pun sebenarnya kita masih dalam suasana yang sangat optimis, karena jauh di atas prediksi pertumbuhan global yang hanya sekitar 2,3 persen. Kita masih jauh di atas itu,” kata Hasan.

Oleh karena itu, menurut dia, target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan sebesar 4,7 persen sampai dengan 5 persen harus disambut positif.

“Jadi, ini bukan bagian dari pesimisme. Justru kita masih sangat optimis dengan melihat situasi secara keseluruhan di dunia. Negara-negara lain mungkin hanya antara 0 sampai 1 persen saja prediksi pertumbuhannya, sementara kita masih di angka, yang masih cukup tinggi,” kata Hasan Nasbi.

Dalam kesempatan yang sama, Hasan juga optimistis perekonomian semakin membaik dalam waktu 6 bulan ke depan, terutama saat mulai ada relaksasi belanja pemerintah, dan program-program prioritas pemerintah seperti makan bergizi gratis (MBG), semakin luas jangkauannya.

“Nanti juga 6 bulan ke depan kita akan bisa menyaksikan bahwa, kan, sudah mulai ada relaksasi ya. Belanja pemerintah, belanja modal, belanja barang, belanja bantuan sosial. Itu juga mungkin akan menstimulus perekonomian kita dalam 6 bulan ke depan,” kata Hasan.

Artikel Terkait

Leave a Comment