Sekolah Rakyat Bantu Anak Muda Bebas dari Lingkaran Kemiskinan

by Isabella Citra Maheswari

Wakil Menteri Sosial (Wamensos) RI, Agus Jabo Priyono menegaskan, Sekolah Rakyat merupakan upaya strategis memutus rantai kemiskinan antar generasi. Program ini hadir dengan semangat bahwa kemiskinan tidak harus diwariskan.

“Pak Presiden menyampaikan kalau orang tuanya miskin, anaknya tidak harus miskin. Jadi, beliau ingin memutus transmisi kemiskinan melalui pendidikan,” ucapnya dalam Talkshow Bentara Nusantara bersama RRI, Selasa (29/7/2025).

Ia menambahkan bahwa Presiden menegaskan seluruh anak Indonesia, tanpa memandang latar belakang ekonomi, harus mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Sekolah Rakyat tidak hanya bertujuan memberikan akses pendidikan, tetapi juga memuliakan masyarakat miskin dan memberi mereka harapan baru.

Wamensos Agus juga mengatakan bahwa banyak keluarga calon siswa Sekolah Rakyat berasal dari kalangan buruh tani atau buruh informal. Mereka memperoleh pendapatan bulanan hanya sekitar Rp900 ribu hingga Rp1,5 juta.

Akibat keterbatasan ekonomi, mayoritas anak-anak dari keluarga ini berhenti sekolah setelah lulus SMP. Sekolah Rakyat menjadi solusi bagi mereka untuk tetap melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA.

“Jadi dengan adanya sekolah rakyat ini, ini memberikan harapan baru bagi saudara-saudara kita yang miskin dan miskin ekstrim. Jadi itulah yang diinginkan oleh Pak Presiden di dalam membangun sekolah rakyat ini,” ujarnya.

Menurut data BPS, terdapat sekitar 4,2 juta anak Indonesia yang belum atau tidak bersekolah, sebagian besar karena faktor biaya. Sekolah Rakyat menyasar langsung kelompok ini sebagai prioritas. 

Proses seleksi siswa menggunakan Data Sosial Ekonomi Nasional, sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025. Berbeda dari sekolah negeri biasa, Sekolah Rakyat bersifat boarding school atau berasrama. 

Kurikulumnya dikembangkan secara komprehensif, meliputi akademik, pendidikan karakter kebangsaan, keagamaan, sosial, serta keterampilan kewirausahaan. Bagi siswa SMA, mereka dibekali kemampuan praktis agar bisa langsung membantu ekonomi keluarga jika tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

Wamensos Agus menambahkan, konsep pendidikan Sekolah Rakyat juga fleksibel dengan sistem multi-entry dan multi-exit. Hal tersebut memungkinkan siswa menyelesaikan pelajaran sesuai kemampuan dan tidak terpaku pada durasi formal 6 atau 3 tahun.

Artikel Terkait

Leave a Comment