Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mengungkap kisah haru dari masyarakat miskin yang kembali punya harapan hidup layak berkat Program Sekolah Rakyat. Ia menyebut ada calon wali murid yang sampai bersujud syukur saat melihat langsung kehadiran sekolah tersebut di lingkungannya.
“Artinya apa? Harapan ini muncul kembali di saat orang-orang miskin ini sebelumnya sudah tidak punya harapan. Harapan ini muncul kembali ketika negara hadir lewat Sekolah Rakyat,” kata Agus Jabo.
Agus bercerita, saat meninjau lokasi-lokasi Sekolah Rakyat di berbagai daerah, banyak warga yang menyambut antusias. Bahkan, tak sedikit yang menangis hingga bersujud sebagai bentuk rasa syukur.
Ia juga menyampaikan bahwa masyarakat menyampaikan apresiasi langsung kepada Presiden-Wakil Presiden RI Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka karena telah menghadirkan program tersebut.
Tak hanya menyentuh sisi emosional, menurut Agus Jabo, Sekolah Rakyat adalah bentuk nyata perubahan mindset masyarakat miskin. Kini, mereka tak hanya menanti bantuan, tapi juga ingin aktif berkembang dan mandiri.
“Ini sinyal kuat bahwa masyarakat nggak mau terus-terusan jadi penerima bantuan. Mereka ingin naik kelas. Pemerintah harus hadir dengan program yang menjawab kebutuhan itu,” tegasnya.
Berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), Sekolah Rakyat sangat dibutuhkan dan disambut baik oleh masyarakat. Sebuah survei bahkan menunjukkan 94,4% masyarakat setuju dengan kehadiran program ini.
Lebih jauh, pemberdayaan sosial juga menyasar keluarga secara utuh, lewat program seperti Atensi, PKH, hingga bantuan usaha kecil. Wamensos menegaskan, bantuan sosial kini bukan lagi pasif, tapi aktif dan berkelanjutan.
“Modelnya bukan cuma kasih uang, tapi bentuknya intervensi dan pemberdayaan,” jelasnya.
Agus juga mengajak seluruh kementerian dan lembaga untuk bergotong royong membangun kesejahteraan rakyat.
“Bukan cuma Kemensos saja. Semua pihak harus jalan bareng sesuai tugas dan fungsinya,” tutupnya.***