PGN Dorong Pemanfaatan Gas Bumi dan Biomethane Wujudkan Swasembada Energi

by Isabella Citra Maheswari

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus berupaya mendorong pemanfaatan gas bumi untuk rumah tangga. Langkah ini merupakan komitmen PGN dalam mendukung swasembada energi nasional.

Direktur Strategi & Pengembangan Bisnis PT Pertamina Gas Negara (Persero) Tbk, Rosa Permata Sari menyebutkan gas bumi adalah bahan bakar fosil (fosil fuel) dengan emisi karbon lebih rendah apabila dibandingkan fosil fuel lainnya seperti minyak dan batu bara.

Di samping itu, gas bumi berpeluang menjadi energi prioritas sejalan dengan bauran energi nasional untuk gas bumi yang diproyeksikan sebesar 22% pada 2025. Pemanfaatan gas bumi diperkirakan terus meningkat hingga mencapai net zero emission (NZE) atau emisi nol bersih pada 2060.

“Prospek gas bumi menjadi energi prioritas dan membantu transisi kita menuju net zero emission, menurut saya sangat besar,” ujar Rosa dalam acara Investor Market Closing di Hutan Kota by Plataran Jakarta, Kamis (31/7/2025).

Rosa mengungkapkan, PGN sebagai sub holding Pertamina akan terus mengakselerasi gas bumi sebagai energi transisi. Gas bumi sebagai energi transisi dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada bahan bakar emisi tinggi seperti LPG dan Kerosin.

Ia menuturkan, PGN akan memperluas jaringan gas (Jargas) rumah tangga di Indonesia. Apabila jumlah pelanggan jargas mencapai 1 juta sambungan rumah (SR), maka ada potensi penurunan emisi karbon sekitar 380.00 ton CO².

Hingga akhir 2024, PGN telah berhasil menyambungkan lebih dari 815.000 rumah tangga dengan total panjang pipa jargas mencapai 20.000 km

“Kami targetkan akan ada tambahan sekitar 450.000 sambungan rumah tangga sampai dengan 5 tahun mendatang. Dan ini tentu semakin kita bisa akselerasi, kita yakin volume ini jumlahnya akan bertambah,” imbuh Rosa.

Menurut Rosa, pemanfaatan gas bumi dalam jargas rumah tangga akan mengurangi ketergantungan impor LPG yang sejalan dengan cita-cita swasembada energi. Keberadaan gas bumi dalam bentuk LNG maupun CNG juga akan membantu pemerintah untuk menurunkan level subsidi.

Selain memperluas jargas rumah tangga untuk mendukung transisi energi bersih, emiten pelat merah ini juga tengah mempersiapkan proyek injeksi Biomethane. Proyek ini ditargetkan rampung pada akhir 2026.

Rosa menjelaskan, Biomethane ini adalah limbah agrikultur contohnya dari sawit, jerami dan juga kotoran hewan yang kemudian dijadikan biogas. Nantinya Biomethane akan diinjeksi ke dalam jaringan pipa gas bumi eksisting.

“Rencananya memang Biomethane ini akan on stream di 2027, pilot project-nya mungkin bisa terjadi pada akhir 2026. Ini adalah bagian dari inisiatif-inisiatif kita menuju net zero emission,” pungkas Rosa.

Artikel Terkait

Leave a Comment