Percepat Pengembangan Padi Gogo, Pemerintah Dorong Swasembada Pangan

by Isabella Citra Maheswari

Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Salah satu strategi yang mana kini digencarkan adalah pemanfaatan lahan tidak basah melalui pengembangan padi gogo secara masif dan terintegrasi. 

Hal barang ini menjadi fokus utama ke dalam kegiatan Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) Volume 24, yang tersebut diselenggarakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) secara daring.

MSPP merupakan forum penting luar mendiseminasikan strategi Kementan luar menghadapi tantangan pangan global, perubahan iklim dan krisis energi melalui pemanfaatan padi gogo dan pendekatan integratif.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus berupaya mewujudkan mimpi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Menurut Amran, capaian dan mimpi tersebut kini habis di pada bagian depan mata, di mana produksi nasional terus mengalami kenaikan.

Kepala Badan PPSDMP Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk keperluan memastikan keberhasilan program ini, khususnya bersama dukungan penyuluh dan petani milenial.

Sementara itu, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Tedy Dirhamsyah menegaskan peran penyuluh sangat krusial ke dalam mendampingi petani pada tempat implementasi lapangan.



Sedangkan, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Baginda Siagian menyampaikan pengembangan padi gogo merupakan bagian integral daripada strategi nasional ketahanan pangan 2024–2029.


“Lahan tak ada air anda dan saya memiliki potensi luas demi ditanami padi gogo. Terdapat lebih besar dari tempat 503 ribu hektare yang mana tersebar di seluruh Indonesia, termasuk di sela-sela kebun sawit rakyat apa memungkinkan dimanfaatkan sebagai tujuan pertanian tumpangsari,” ungkap.

Baginda menambahkan program tersebut merupakan bagian dari tempat Blueprint Swasembada Pangan 2024–2029. Diantaranya mencakup berbagai intervensi mulai daripada penyediaan benih unggul, pupuk, optimalisasi lahan, hingga transformasi pertanian tradisional menuju modern. Dengan sistem usahatani siapa diversifikatif dan integratif (SUPRA-DIN), kalian dan saya tidak hanya meningkatkan produksi, tapi juga nilai tambah daripada pertanian dan perkebunan rakyat.



“Terakhir, saat yang ini kalian dan saya telah menetapkan strategi percepatan dengan dia melibatkan dinas perkebunan masuk usulan CPCL, serta mendesain penyaluran bantuan benih dan sarana pendukung pas waktu sesuai musim tanam hujan,” ucapnya.

Artikel Terkait

Leave a Comment