Pemerintah Terus Kembangkan Potensi Pangan di Papua

by Laura Felicia Azzahra

nusarayaonline.id – Beberapa waktu lalu seorang aparat di Papua mengunggah sebuah video yang viral di TikTok. Dalam video yang ditonton lebih dari 15 juta kali tersebut, ia mendokumentasikan warga Papua yang kerap mendatanginya untuk menukar sayuran dengan beras dan mie instan. Hal ini tampak sering terjadi di sana karena di akun TikTok tersebut sudah ada puluhan video lainnya yang merekam kejadian serupa.

Pemilik akun tersebut memberikan keterangan dalam video yang viral itu bahwa “Mama ini datang dari kampung sebelah dengan keempat anaknya untuk menukar tomat dengan mie instan”. Video tersebut pun dibanjiri pujian. Banyak komentar bernada apresiatif yang mengucap syukur dan rasa terima kasih karena sudah mau berbagi dengan rakyat Papua.

Namun, tetap saja masih ada pihak yang memendam dengki dan berupaya menggali opini negatif dari kebaikan serta sifat tulus yang telah ditunjukkan oleh aparat negara tersebut. Salah satunya, mereka menuding bahwa penukaran sayur dengan beras dan mie instan ini menunjukkan telah terjadi penjajahan pangan terhadap Papua dengan tujuan memunculkan ketergantungan masyarakat Papua terhadap produk pangan yang didatangkan dari daerah lain. Padahal dalam faktanya, negara justru berkomitmen dan mengerahkan segala usaha untuk menjaga kedaulatan pangan di Papua.

Perkuat Ketahanan Pangan, BIN Bina Pemuda Papua Geluti Pertanian dan Perikanan

Anak muda yang tergabung dalam Papua Muda Inspiratif (PMI) dan Badan Intelijen Negara (BIN) terus turun langsung ke lapangan melakukan kegiatan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat di Tanah Papua.

Koordinator PMI Kabupaten Jayapura, Daud mengatakan, saat ini pihaknya telah menggulirkan sejumlah program di antaranya penanaman jagung, mengembangkan budi daya ikan sistem bioflok, dan keramba jaring apung (KJA), serta pemberdayaan masyarakat petani sagu. Program itu digulirkan di Kabupaten Jayapura, Papua.

Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, yang ditindaklanjuti oleh Deputi IV Bidang Intelijen Ekonomi BIN, Made Kartikajaya.

Menurut Daud, saat ini PMI membina mama-mama untuk mengelola lahan jagung. Ditargetkan, total lahan yang akan ditanami jagung sebanyak 83,62 hektare yang merupakan tanah milik masyarakat. Hingga saat ini, jagung telah ditanam di atas lahan 17 hektare, dan akan segera menyusul 50 hektare karena lahannya telah siap. Ada 105 orang petani yang terbagi dalam 7 kelompok untuk mengelola lahan jagung tersebut. PMI juga telah mempersiapkan hasil panen jagung itu diolah menjadi produk turunan jagung, sehingga dari hulu dan hilir sudah terpenuhi.

Selain itu, PMI melakukan pembinaan kepada sekitar 20 orang untuk membudidayakan ikan dengan sistem bioflok di Kampung Nolokla, Distrik Sentani Timur. Ketua Kelompok Budi Daya Ikan Bioflok, Franspouw mengatakan, saat ini delapan kolam bioflok sedang dibangun. Kolam ikan akan diisi nila dan lele. Satu kolam bisa menampung 1.000 ekor ikan nila. Sedangkan apabila Lele, 1 kolam bisa menampung 4.000 ekor. Menurut dia, 20 orang masyarakat khususnya anak muda, direkrut sebagai upaya untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan ekonomi masyarakat. PMI sendiri didampingi BIN, bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk bantuan budi daya ikan dengan sistem bioflok tersebut.

Kemudian, PMI membina masyarakat untuk budi daya ikan mujair dengan sistem KJA di Danau Sentani, Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura. Total ada 120 petak KJA. Setiap satu petak diisi dengan 500 ekor ikan mujair. PMI juga berkerja sama dengan bank BNI memberikan bantuan 20 KJA untuk masyarakat.

Sementara untuk sagu, PMI juga melakukan pembinaan terhadap puluhan orang yang terdiri dari mama-mama dan anak muda untuk budi daya pohon sagu di Desa Asei Kecil, Distrik Sentani Timur. PMI juga berkerja sama dengan Kepala Suku bernama Erik. Adapun luas lahan sagu binaan PMI saat ini masih 100 hektare. PMI juga akan menyiapkan produk olahan dari sagu ketika panen.

Anggota TNI Dukung Ketahanan Pangan Warga Papua

Sebagai bentuk perhatian dan kepedulian kepada warga masyarakat binaan, Satgas Satuan Organik Yonif Raider Khusus 136/TS Pos Rasiei mengadakan bakti sosial dan karya bakti. Terbaru, dilakukan di Distrik Wasior dan Distrik Rasiei, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, pada Rabu, 4 Januari 2023. Kegiatan bakti sosial yang dilakukan Satgas diantaranya sosialisasi ketahanan pangan dan budidaya ikan nila.

Sehari setelahnya, personel Satgas Yonif Raider 321/GT/13/1 Kostrad Pos Napua bersama masyarakat melaksanakan panen jagung, bertempat di Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Papua, dalam rangka mendukung ketahanan pangan sekaligus meningkatkan perekonomian warga di wilayah Provinsi Papua Pegunungan. Satgas terus mendorong dan memotivasi agar masyarakat selalu bersemangat dalam kegiatan bercocok tanam demi meningkatnya perekonomian.

Danpos Napua Satgas Yonif Raider 321/GT/13/1 Kostrad Lettu Inf Mulyana, mengatakan bahwa dalam upaya mengatasi kesulitan masyarakat di bidang ketahanan pangan, anggota Satgas berinisiatif membagikan bibit jagung dan membuat kebun di lahan kosong seputaran Pos.

Pengembangan Food Estate di Papua

Kabupaten Merauke merupakan salah satu dari 5 daerah di Indonesia yang ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional pengembangan pangan. Bahkan, Kabupaten Merauke telah ditetapkan sebagai kawasan Food Estate. Luas lahan yang ditetapkan sementara adalah 200.000 hektar dari total 1,7 juta hektar. Namun untuk membuka lahan tersebut terlebih dahulu dilakukan kajian lingkungan dan berbagai tahapannya. Penetapan Merauke sebagai kawasan Food Estate tersebut telah sejalan dengan visi misi pemerintah Kabupaten Merauke saat ini dalam rangka pengembangan Merauke sebagai sentra pangan wilayah Papua bahkan nasional.

Di samping itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berkomitmen mendukung program ketahanan pangan nasional melalui pembangunan sejumlah infrastruktur. Selain bendungan untuk irigasi pertanian dan pengembangan Food Estate, dukungan infrastruktur juga diberikan untuk mendukung peningkatan produksi dan ekspor jagung pada pengembangan budidaya jagung di Kabupaten Keerom, Papua. Pengembangan budidaya jagung di Kabupaten Keerom akan dilakukan pada lahan seluas 10.000 hektare (ha), di mana seluas 7.000 ha merupakan Area Penggunaan Lain (APL) dan 3.000 ha merupakan area ex-plasma sawit. Untuk tahap awal, pengembangan budidaya jagung dilaksanakan pada lahan seluas 3.000 ha ex-plasma sawit yang berada di 7 kawasan, yakni Kampung Wambes, Wembi, Suskun, Workwana, Pyawi, Wonorejo dan Yamara.

Berdasarkan sejumlah fakta di atas, tuduhan terkait adanya upaya penjajahan pangan di Papua jelas terbantahkan. Masyarakat Papua tidak mungkin sampai kehabisan bahan pangan produksinya sendiri hanya dengan menukarkan sedikit hasil perkebunannya dengan beras dan mie instan. Bukannya menciptakan ketergantungan masyarakat Papua terhadap produk pangan yang didatangkan dari daerah lain, negara justru terus mendorong Papua agar mengembangkan lahan dan pangannya agar mandiri dan pada akhirnya dapat berdampak positif terhadap perekonomian warga setempat. Apalagi, disadari bahwa Papua memiliki sumber pangan yang berlimpah dan bergizi seperti sagu, ubi, singkong, dan berbagai jenis sayuran yang beragam. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki kesadaran yang tinggi dalam menyikapi serbuan narasi-narasi negatif. Sikap bijak tersebut akan dapat membantu situasi Kamtibmas yang aman dan damai di Papua.

__
Eri Wenda
(Ketua INSAN Papua)

Artikel Terkait

Leave a Comment