nusarayaonline.id – Sebuah opini tak logis kembali dipropagandakan oleh Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat, atau lebih dikenal dengan sebutan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), yakni Benny Wenda, kepada media-media internasional. Dalam wawancaranya bersama ABC Pacific pada 20 April 2023 lalu, dan kini juga banyak diangkat oleh media-media nasional terutama yang berbasis online, Benny Wenda menyebut bahwa konflik antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) adalah keinginan dari pihak Indonesia, sementara kelompoknya diakui jelas ingin penyelesaian secara damai. Ditambahkan lagi, Indonesia dianggap sengaja menggunakan konflik di Papua sebagai alasan untuk mengirim lebih banyak pasukan.
Benny Wenda kemudian tanpa kekuatan dan pengaruh apapun terhadap Indonesia, kembali bersikap seolah hebat dan berkharisma dengan menyarankan pemerintah untuk mengijinkan kelompok kemanusiaan dan Komisioner Hak Asasi Manusia Persatuan Bangsa-Bangsa (HAM-PBB) datang ke Papua. Serta, memberi akses kepada media asing untuk meliput, sebab dipandangnya media Indonesia selalu menggunakan cerita satu arah.
Masyarakat Papua Menolak Provokasi Benny Wenda
Benny Wenda menegaskan bahwa dirinya enggan untuk tunduk kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menolak kebijakan Otonomi Khusus (Otsus) Papua yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. ULMWP yang dipimpinnya justru mengadopsi konstitusi sementara untuk sebuah negara demokratis. Organisasi tersebut sedang mengupayakan referendum di Papua tentang kemerdekaan dari Indonesia.
Namun, masyarakat di Papua dan Papua Barat justru mempertanyakan dan meragukan eksistensi Benny Wenda baik di Indonesia maupun di luar negeri. Meskipun sempat muncul opini dan agenda-agenda propaganda politik di luar negeri, terutama di negara-negara Ras Melanesia, namun dinilai tidak begitu penting bagi warga masyarakat Papua dan Papua Barat.
Masyarakat Papua menginginkan keadilan dan kesejahteraan, bukan ide dan kata-kata provokasi yang dicetuskan oleh Benny Wenda. Terlebih, Benny Wenda bukanlah bagian dari masyarakat Papua atau bagian dari NKRI. Benny Wenda telah menjadi warga negara Inggris, sehingga masyarakat Papua sudah tidak peduli dengan apa yang menjadi langkah-langkahnya.
Benny Wenda tidak mendapatkan simpati masyarakat Papua melalui provokasinya. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat di Papua memiliki keteguhan untuk tetap setia pada NKRI dan Pancasila. Masyarakat menolak dengan tegas seluruh kegiatan dan aktivitas kelompok politik maupun kelompok bersenjata yang tidak pro-NKRI serta bertujuan untuk memecah belah dan merusak rasa persaudaraan masyarakat Papua.
Dunia Internasional Akui Kedaulatan NKRI di Papua
Benny Wenda kerap mengkampanyekan isu kolonialisme di tanah Papua yang mana hal itu juga disetujui dan terus disuarakan oleh para pendukung kemerdekaan Papua. Namun, kampanye tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan karena hampir seluruh negara di dunia mengakui bahwa Papua merupakan bagian integral dari Indonesia.
Berbagai isu di Papua seutuhnya merupakan urusan dalam negeri dan semua negara memahami dan menghormati posisi Indonesia. Hampir 99,5% pemerintah di dunia mengakui dan menghormati keutuhan Indonesia serta menegaskan bahwa Papua bagian Indonesia. Apalagi, Papua saat ini sudah memiliki kebebasan secara politik, karena di Bumi Cenderawasih ini juga telah dijalankan Pilkada, Pilpres, serta kebijakan Otsus yang sangat membantu kemajuan tanah Papua.
Benny Wenda tidak boleh menutup mata atas perhatian dan kepedulian pemerintah yang begitu besar terhadap Papua. Salah satunya, Benny Wenda harus mengakui bahwa pemerintah telah menghadirkan BBM dengan harga sama seperti di daerah lain di Indonesia, dan akses transportasi serta infrastruktur juga terus dibangun seperti fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan.
Di satu sisi Benny Wenda terus menggembar-gemborkan kampanye kemerdekaan Papua, tapi di sisi lain dirinya malah tidak pernah berkontribusi untuk Papua dan lebih memilih mengemis untuk bisa terbang ke luar negeri.
Kita haruslah mengingat sejarah bangsa, bahwa Papua merupakan bagian dari Indonesia yang telah diperjuangakan oleh seluruh pahlawan bangsa dari berbagai suku, ras, agama, dan Bahasa. Kita juga harus benar-benar sadari, bahwa selama ini berbagai kelompok yang tidak pro-NKRI telah melakukan kebohongan serta provokasi terhadap masyarakat Papua untuk mendukung referendum.
Aparat Keamanan Hadirkan Kenyamanan dan Perlindungan Bagi Masyarakat Papua
Situasi yang aman dan damai tentunya menjadi harapan semua orang di Papua. Untuk itu, pemerintah senantiasa hadir melalui aparat TNI dan Polri demi mewujudkan kondusivitas di Papua sehingga seluruh masyarakat dapat menjalankan aktivitasnya dengan nyaman. Dengan begitu, kegiatan perekonomian dan proses pembangunan pun dapat berjalan lancar yang mana hal tersebut pada akhirnya akan berdampak pada kemajuan daerah serta kesejahteraan masyarakatnya.
Penambahan personel TNI-Polri di wilayah Papua merupakan hal yang wajar mengingat gangguan Kelompok Separatis dan Teroris Papua (KSTP) belakangan ini semakin intens sehingga dinilai penting untuk memberi perlindungan ekstra terhadap masyarakat sipil di Papua. Aparat diterjunkan justru agar masyarakat Papua nyaman dalam beraktivitas tanpa kekhawatiran berlebih atas ancaman KSTP. Selain menjaga keamanan, pasukan TNI-Polri juga berperan sebagai sahabat rakyat yang selalu aktif membantu meringankan berbagai kesulitan. Ketika ada operasi penangkapan anggota KSTP, masyarakat sepatutnya mendukung penuh langkah tersebut karena KSTP memang harus diberantas demi perkembangan dan kemajuan tanah Papua. Seluruh elemen masyarakat harus bersinergi dengan pemerintah dalam upaya mewujudkan Papua yang aman, damai, dan sejahtera.
Kesimpulannya, pemerintah tidak memiliki kewajiban untuk mendengarkan atau menanggapi ucapan melantur Benny Wenda. Dirinya bahkan sudah pantas untuk kita sebut sebagai benalu di negeri ini. Sebagian masyarakat juga mendukung bila Benny Wenda mendapat sanksi hukum. Sebab, tanpa ada kontribusi bagi kemajuan Papua, omong kosongnya justru hanya akan memantik keributan di Papua. Ia dan kelompokmya juga secara aktif dan sengaja melemparkan hoaks melalui media sosial dengan tujuan buruk yakni mendiskreditkan pemerintah serta menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat Papua atas kehadiran aparat TNI-Polri di sana. Media-media internasional pun seharusnya paham akan kelicikan Benny Wenda yang penuh tipu daya, dan segera berhenti memberikan panggung kepadanya.
__
Eri Wenda
(Ketua INSAN Papua)