Masyarakat Tenang, Beras Oplosan Tergolong Aman untuk Konsumsi

by Isabella Citra Maheswari

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengimbau masyarakat agar tak perlu khawatir mengenai kualitas beras yang dijual di peritel modern. Hal tersebut menyusul adanya kekhawatiran soal kualitas beras yang tidak layak dikonsumsi imbas kasus pengoplosan yang beberapa waktu terakhir ini ramai.

“Nggak, nggak usah khawatir (soal kualitas beras),” ucap Amran setelah konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan (7/8).

Ia menyampaikan, permasalahan utama pada beras medium dan premium yang dijual di ritel terletak pada tingkat patahan (broken) yang dinilai tidak sebanding dengan harga jualnya. Meski demikian, ia menegaskan bahwa kondisi tersebut tidak berarti beras tersebut tidak layak konsumsi.

“Kalau medium itu broken-nya 25 persen, kalau premium 15 persen. Tapi kita lihat kondisi pada saat kita cek, itu broken-nya ada yang sampai 40 persen, ada 50 persen broken-nya, ada 30-35 persen. Tapi itu semua untuk dikonsumsi itu aman, baik, nggak masalah,” jelas Amran.

Sebelumnya, Amran mengatakan berdasarkan investigasi gabungan Kementerian Pertanian dan Satgas Pangan Polri, terdapat 212 merek dari 268 merek yang melakukan praktik mengoplos beras. Ia juga memperkirakan bahwa kerugian dari tindakan curang ini mencapai Rp 99 triliun.

“Sederhananya gini deh, kalau beras biasa harganya Rp 12.000-Rp 13.000, terus dijual Rp 15.000, rugi enggak konsumen? Ya sudah, kali Rp 3.000-Rp 4.000 per total. Itu data, kita kali nilainya yang ditemukan, potensi Kerugian Rp 99 triliun, satu tahun,” kata Amran di Gedung DPR, dikutip Kamis (7/8).

Amran menceritakan awal mulai kecurigaan beras oplosan didasari pada anomali harga beras sejak 2 hingga bulan lalu yang naik di tingkat konsumen. Padahal, di tingkat petani dan penggilingan, harga gabah dan beras mengalami penurunan. Belum lagi beras curah yang dijual malah dijadikan beras medium dan premium.

Amran pun menyerahkan masalah ini kepada Satgas Pangan Polri dan Kejaksaan Agung. “Sekarang ini kami sudah menyurati Kapolri dan Bapak Jaksa Agung, memberikan data-data ini. Dan kami Gunakan 13 lab seluruh Indonesia supaya betul-betul hasilnya akurat,” tambahnya.

Artikel Terkait

Leave a Comment