Tokoh Separatis Papua Merdeka Benny Wenda

Maksud Hati Cari Perhatian Publik Minta Pilot Susi Air Dibebaskan, Benny Wenda Disebut Hanya Numpang Hidup

by Laura Felicia Azzahra
Tokoh Separatis Papua Merdeka Benny Wenda

nusarayaonline.id – Sebuah pernyataan oportunis muncul dari tokoh separatis kemerdekaan Papua, Benny Wenda terkait insiden penyanderaaan pilot Susi Air. Dalam pernyataan yang didampaikan kepada Radio New Zealand (RNZ) serta dimuat di pemberitaan sejumlah media online nasional tersebut, dirinya meminta agar Organisasi Papua Merdeka (OPM) segera membebaskan sang pilot berkewarganegaraan Selandia Baru yang telah disandera selama kurang lebih dua pekan.

Dirinya mengklaim bahwa Negara Selandia Baru merupakan pendukung kuat Papua Barat, sehingga Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) tidak bisa mencelakai sang pilot kecuali Indonesia menggunakan situasi ini menjadi bahaya. Benny Wenda juga berpendapat bahwa insiden penyanderaan pilot Susi Air merupakan kesalahan pemerintah Indonesia karena terus membiarkan pelanggaran HAM di Papua dan menolak mengizinkan Komisioner HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengunjungi wilayah Papua. Sebelumnya, pada 2018 Presiden Joko Widodo disebut pernah mengundang langsung Komisioner HAM PBB untuk berkunjung ke Papua. Namun, hingga kini tidak ada kejelasan dari pemerintah terkait progres dari rencana lawatan tersebut. Jadi menurutnya yang terjadi saat ini adalah peringatan bagi Indonesia terkait kunjungan komisioner PBB.

Di sisi lain, muncul juga pernyataan dari anggota Kelompok Separatis Papua Markas Victoria, Jeffrey Bomanak yang merespon ucapan Benny Wenda dengan sikap kontra. Menurutnya siapapun politisi tidak punya kapasitas untuk mendikte OPM, apalagi seorang Benny Wenda yang tidak memiliki legalitas dan integritas dalam orientasi politik TPNPB-OPM. Baginya, seorang Benny Wenda tidak termasuk dalam perjuangan bangsa Papua. Ia hanya pembuat propaganda dan penipu yang selalu mencari sensasi terkait isu diplomasi perjuangan bangsa Papua.

Saat ini Benny Wenda hanya menari diatas panggung politik yang dilakukan TPNPB-OPM. Sebagai contoh, saat mencari dukungan hingga ke wilayah pasifik dan khususnya Vanuatu yang merupakan kerja keras OPM, hasil dari perang gerilya berdasarkan konstitusi 1 Juli 1971. Sekali lagi bahwa TPNPB OPM tidak mengakui setiap politisi yang mengklaim diri sebagai presiden tanpa ada proses kebenaran yang demokratis dalam perjuangan bangsa Papua. Singkatnya, TPNPB OPM tidak mengakui apapun yang disampaikan oleh Benny Wenda.

Sebuah tindakan bodoh seorang Benny Wenda untuk kesekian kalinya yang menumpang setiap momentum yang dilakukan oleh kelompok separatis Papua dengan pernyataannya seolah-olah dirinya terlibat. Perlu diketahui bahwa Benny wenda memiliki rekam jejak buruk terkait hubungannya dengan sejumlah aktor kelompok separatis Papua. Alih-alih ingin menyudutkan pemerintah Indonesia dengan menunggangi insiden penyanderaan pilot Susi Air. Pernyataannya justru menjadi boomerang baginya dan semakin menurunkan kredibilitasnya sebagai seorang tokoh atau aktivis kemerdekaan Papua.

Benny Wenda dan Perpecahan di Internal Kelompok Separatis Papua

Memperjuangkan kemerdekaan melibatkan banyak kepala memang tak semudah mengedipkan mata. Banyak faktor yang mempengaruhi sekaligus menentukan misi panjang tersebut menjadi kesepakatan atau berujung perpecahan akibat perbedaan kepentingan. Hal ini terlihat dari beberapa kejadian di kelompok separatis Papua yang diindikasi tak terkoordinasi dan cenderung berjalan sendiri-sendiri. Bahkan dalam satu kelompok terjadi ketidakpatuhan antara pimpinan dan anggotanya.

Sebuah kejadian melibatkan kelompok Selcius Waker membakar gereja di Kampung Opitawak, Distrik Tembagapura pada 12 Maret 2020 lalu. Aparat memastikan bahwa pembakaran tersebut belum pernah dilakukan oleh Kelompok Separatis Papua, apa yang dilakukan Selcius Waker keluar jalur koordinasi dan bukan perintah atasannya, yakni Lekagak Telenggen. Diindikasi terdapat rasa frustasi diantara mereka. Bahkan Lekagak Telegen merespon dengan menyalahkan aksi tersebut karena setelahnya berdampak pada kerugian di pihaknya dimana aparat berhasil melumpuhkan 4 anggotanya dalam sebuah kontak senjata di Kampung Opitawak, tiga hari setelah kejadian pembakaran gereja.

Hal serupa juga terjadi berkaitan dengan nama Benny Wenda. Sebuah video yang sempat ramai beredar di jagad maya menunjukkan Kelompok separatis Papua tengah terpecah akibat perbedaan persepi dan misi. Dalam video tersebut, pimpinan Kelompok Separatis di Nduga Egianus Kogoya mengkritisi para tokoh yang menyuarakan Papua merdeka seperti Benny Wenda yang saat ini tinggal di luar negeri. Egianus menyampaikan bahwa pihaknya hingga saat ini terus berjuang setengah mati di hutan untuk Papua merdeka, sedangkan yang hidup di luar negeri mengaku sebagai diplomat tapi hanya untuk kepentingan mencari keuntungan dari kelompok yang berada di Papua. Benny lantas dituding sebagai pihak yang hanya menumpang hidup dari aksi-aksi teror kelompok separatis di Papua. Dalam video tersebut, Egianus Kogoya juga menanyakan kepada Sebby Sambom tentang bagaimana susahnya para pejuang kemerdekaan di Papua yang siang malam berperang untuk kemerdekaan Papua. Termasuk menanyakan bagaimana susahnya merekrut anak-anak untuk ikut berperang. Egianus menegaskan bahwa selama ini pihaknya terus berperang tanpa henti untuk satu tujuan, yakni merebut kemerdekaan Papua dari Indonesia. Namun, di sisi lain ia meragukan keseriusan rekan-rekannya di tempat lain dalam upaya tersebut. 

Benny Wenda dan Konflik Internal di ULMWP

Tak hanya dengan Egianus Kogoya, konflik melibatkan Benny Wenda terjadi di United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang dipimpinnya sendiri. Selama ini ULMWP mengklaim sebagai organisasi yang mengkoordinir kelompok-kelompok pembebasan Papua Barat, termasuk Organisasi Papua Merdeka (OPM). Konflik menyeruak Ketika West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL) salah satu organisasi yang dinaungi ULMWP memiliki perbedaan sikap, yakni menolak Benny Wenda menjadi pemimpin kemerdekaan Papua Barat. Keputusan tersebut diambil usai pemegang mandat WPNCL Ben Yanteo, Pendiri WPNCL Alex Makabori, Anggota WPNCL Zet Giyai, dan Panglima TPN OPM WPNCL Terianus Sato, melakukan pertemuan di Sentani, Kabupaten Jayapura, pada Minggu 6 Februari 2022 lalu.

Dalam pertemuan tersebut diputuskan bahwa WPNCL sebagai salah satu faksi yang mendirikan ULMWP melalui Deklarasi Saralana 2014, menolak kepemimpinan Benny Wenda dalam ULMWP. ULMWP dinilai melenceng dari kesepakatan awal sebagai organisasi koordinatif. Secara tegas Ben Yanto menyampaikan bahwa sejak 2020 seharusnya kepemimpinan ULMWP dipegang dari perwakilan WPNCL, namun sampai saat ini kepemimpinan masih dipegang Benny Wenda. Oleh karena itu, WPNCL menyatakan diri segera mengambil alih kepemimpinan ULMWP dari Benny Wenda.

Jejak Kehaluan Seorang Benny Wenda

Melihat kembali track record seorang Benny Wenda, di benak publik sudah melekat bahwa dirinya merupakan salah satu tokoh separatis yang mengklaim diri memperjuangkan melalui jalur diplomasi di luar negeri. Secara posisi fisik dirinya memang tidak berada di Indonesia. Namun secara kekuasaan dan pengaruh mencoba membawahi keberadaan kelompok separatis di Papua untuk mendorong kemerdekaan dan pelepasan diri dari NKRI.

Selain didukung Vanuatu dan merapat ke Spanyol, Benny Wenda juga diketahui pernah hadir bersama International Parliamentarians for West Papua (IPWP) dalam sebuah acara forum di Parlemen Inggris pada 14 Juni 2022 lalu. Dirinya secara lantang menyerukan kunjungan PBB ke Papua untuk selidiki pelanggaran HAM. Keterangan pemerintah Indonesia kepada dunia atas perlindungan HAM di Papua disebut sebagai hal bohong karena telah terjadi pendudukan militer Indonesia. Orang Papua diklaim menjadi pengungsi di negara sendiri, seperti di Nduga, Intan Jaya, Maybrat, dan Oksibil.

Maksud hati mencari dukungan dan simpati dari dunia internasional melalui jalur Parlemen Inggris, namun sepertinya seorang Benny Wenda lupa atau tak peduli dengan sikap kelompoknya dan kaitannya dengan kondisi di Papua sebagai dampak dari ulah teman-temannya sendiri. Benny Wenda juga diketahui bermasalah dengan internal organisasi yang diklaim dipimpinnya. Benny Wenda juga dianggap hanya menumpang hidup oleh pimpinan kelompok separatis Nduga, Egianus Kogoya. Keberadaan Benny Wenda secara tegas disebut hanya menumpang hidup dari aksi-aksi teror kelompok separatis dan teroris di Papua.

Apa yang bisa diharapkan dari seorang Benny Wenda yang kerap melakukan kesalahan dan sudah tak lagi dipercaya oleh organisasi dan lingkungan sekitarnya. Pernyataannya menanggapi insiden penyanderaan Pilot Susi Air hanyalah upayanya untuk menunjukkan eksistensi diri.

__

Agus Kosek

(Pemerhati Masalah Papua)

Artikel Terkait

Leave a Comment