Oleh: Steve Rick Elson Mara

Fenomena pengibaran bendera One Piece menuju 17 Agustus 2025 terjadi di Indonesia, dilasir dari berbagai platform media sosial, Bendera One Piece dikibarkan dibawah bendera Indonesia, bahkan dikibarkan dikendaraan-kendaraan.

Fenomena ini cukup menarik perhatian masyarakat Indonesia karena One Piece yang adalah cerita fiksi karya Eiichiro Oda digambarkan dalam kenyataan kehidupan Indonesia saat ini. Cerita fiksi yang menggambarkan tentang petualangan seorang Monkey D.Luffy dan kru bajak laut yang sedang berjuang mencari harta karun legendari bernama “One Piece” untuk meraih mimpi mereka menjadi penguasa bajak laut.

Kenyataan ini yang digambarkan pengibar bendera one piece seperti yang dilansir didalam tirto.id 05 agustus 2025, bahwa pengibaran ini disebut sebagai bentuk protes atas hal-hal yang terjadi di Indonesia belakangan ini seperti korupsi, situasi ekonomi, hingga kasus HAM yang belum selesai.

Mencermati hal tersebut, Steve Mara Pemuda Papua, masyarakat dan pengibar bendera one piece perlu untuk memahami arti bendera one piece itu dengan baik, Bendera tersebut adalah bendera yang digunakan oleh para bajak laut untuk menakuti kapal lain, atau lebih kepada ingin meraih mimpi menjadi penguasa bajak laut.

Jika Nusantara ini adalah sebuah kapal, dengan Nahkodanya saat ini adalah Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran, lantas siapa yang ada dibalik pengibaran bendera One Piece ini, yang ingin merebut kekuasaan tersebut?

Satu hal lainnya yang perlu menjadi konsen kita adalah kenapa pengibaran bendera ini dilakukan menuju 17 Agustus dan Bendera Merah Putih dibarengi dan kadang Bendera tengkorak tersebut dikibarkan sendiri.

Jika diamati kecenderungan ancaman saat ini adalah ancaman hybrid, yaitu ancaman yang terjadi secara militer dan non militer. Ancaman militer merupakan ancaman yang menggunakan kekuatan persenjataan seperti perang dan ancaman non-militer seperti narkoba, propaganda hoax, ideologi selain Pancasila, perang dagang, human-trafiking, bencana alam dll.

Jika kita lihat kekuatan pertahanan militer Indonesia saat ini untuk tingkat regional atau Asia Tenggara, Indonesia berada ditingkat satu dan untuk tingkat dunia dari total 145 negara, Indonesia berada di urutan 13 (sumber: Global Firepower index 2025).

Dengan posisi Indonesia yang masuk dalam 15 besar kekuatan militer dunia tersebut, maka negara lain tidak akan berani untuk melakukan intervensi militer ke kawasan Negara Republik Indonesia dari Sabang – Merauke. Selain itu, Sistem pertahanan Indonesia yang merupakan Sistem Pertahanan Semesta, yang melibatkan seluruh masyarakat Indonesia dalam System Pertahah membuat negara-negara lain semakin enggan. Ditambah Diplomasi Presiden Prabowo dengan negara-negara adikuasa dan negara-negara pemilik senjata pemusnah masal (Nuklir) sangat baik.

Posisi ini tentunya menguntungkan Indonesia dari segi militer, namun kecenderungan penggunaan internet di Indonesia yang sangat tinggi dengan adanya revolusi industry telah menciptakan tantangan bagi Indonesia, dimana perkembangan industri telah membawa negara ke dalam sebuah era keterbukaan tanpa batasan dan segala sesuatu dapat diakses dengan mudah dan dibagikan dengan sekali klik.

Perkembangan ini tidak akan menghilangkan keIndonesiaan, namun cenderung akan mengembangkan kebudayaan trans-nasional, yang dikuatirkan akan merosotkan nilai-nilai nasionalisme.

Propaganda inilah yang sedang dimainkan oleh pihak tertentu, dengan alasan tidak bisa menyerang Indonesia dengan menggunakan kekuatan militer, maka Indonesia diserang dengan cyber propaganda. Ancaman ini lebih mematikan dibanding ancaman militer.

Ancaman militer bisa membunuh 1-2 orang, namun ancaman cyber propaganda ini dapat menyerang mindset generasi muda, dengan tujuan utama adalah menghancurkan rasa cinta tanah air, rasa cinta akan merah putih, rasa cinta akan Indonesia raya, rasa cinta akan nusantara. Ancaman ini kemudian akan membentuk sebuah mindset baru bahwa Indonesia bukanlah kita tetapi Indonesia adalah saya dan dia, artinya sudah terbentuk sebuah polarisasi “saya dan dia” bukan lagi “kita” dalam sebuah persatuan (unity).

Jika dilihat kembali semangat merah putih menuju 17 agustus dan fenomena pengibaran bendera tengkorak one piece, maka semangat nasionalisme Indonesia perlu di bangun kembali, kita harus ingat bahwa Merah Puith bukanlah sekedar simbol yang bisa disandingkan dengan bendera tengkorak.

Merah putih adalah Jiwa, Perjuangan, dan Identitas Bangsa. Jika kita baca kembali buku 6000 tahun Merah Putih, Karya M. Yamin, maka kita akan temukan fakta bahwa Merah Putih bukan lahir ketika Indonesia Merdeka, atau ketika Fatmawati Soekarno menjahit Merah Putih. Merah Putih ada dari 6000 tahun lalu, dan memiliki sejarah yang tua.

Untuk itu saya megajak generasi muda Indonesia dan seluruh masyarakat Indonesia, kita hargai perjuangan para pahlawan yang berjuang mengusir penjajah, kita boleh mengkritik atas setiap ketidakadilan yang ada dinegeri ini, tapi jangan kotori jiwa merah putih kita dengan propaganda bendera tengkorak.

Kita jaga Indonesia dari segala ancaman, jangan biarkan satu jengkalpun negara kita diambil dan dirusak. Cara mengkritik pemerintah paling baik bukan dengan menyesali dan membuat perlawanan, cara megkritik pemerintah terbaik adalah jika kamu adalah pelajar, pergi sekolah dan tunjukan nilai-nilaimu dapat A semua, jika kamu adalah perawat pergi ke rumah sakit dan pastikan semua pasienmu sehat, jika kamu adalah guru pastikan semua muridmu naik kelas dan diterima diuniversitas terbaik di dunia, jika kamu adalah CEO pastikan perusahaanmu meraih profit setiap hari.

Dari sana baru kita bisa bilang, meskipun pemerintah saya tidak sebaik itu, tapi saya berhasil membuat ubi menjadi roti, saya berhasil menciptakan generasi masa depan bangsa yang akan membawa Indonesia lebih baik kedepan.

Artikel Terkait

Leave a Comment