Mewaspadai Berbagai Modus Kegiatan Kelompok Radikal Dan Terorisme

by Laura Felicia Azzahra

Kita melihat beberapa makna terminology penggunaan kata/kalimat tentang radikalisme, Ekstremisme kemudian Terorisme kalau saya menggunakan epistimologi pendekatan filsafat maka sebatulnya kata yang lebih tepat adalah kata Ekstrem, pahamnya disebut paham Ekstremisme. Keanapa saya lebih condong menggunakan kata ekstremisme dibandingkan radikalisme itu sendiri karena dalam terminology filsafat yang disebut dengan radikal berasal dari kata redick itu artinya adalah berpikir secara mendalam, komprehenship, meluas.

Redick itu sendiri artinya kita di tuntut untuk memiliki kemampuan berpikir secara mendalam, kita tidak berpikir serampangan, bertindak tanpa berpikir itu justru bertentangan dengan makna-makna radikal.

Orang yang melakukan Tindakan perusakan kemudian penghancuran menggunakan bom misalnya melakukan kekerasan itulah yang disebut dengan ekstrem. Ekstrem itu artinya berpikir  secara berlebih-lebihan. Kalau kemudian berpikir dari cara berlebihan itu kemudian dia wujudkan dengan cara-cara kekerasan misalnya menggunakan senjata, bom, atau sarana-sarana yang bisa menghancurkan. Nah itulah yang disebut dengan fielend Extreamism atau pemikiran yang ekstrem dengan menggunakan cara-cara kekerasan untuk mewujudkan suatu tujuan.

Terorisme akar katanya terror menyebabkan ketakutan secara masal bagi banyak orang untuk mewujudkan tujuan-tujuan tertentu bisa tujuan politik, ideologi dengan umumnya menggunakan alat agama sebagai dasar pembenar dari perbuatan yang dia lakukan.

Kalau di runut perbuatan yang ekstrem ini atau berpikir yang ekstrem itu sebetulnya sudah ada sejak lama, misalnya kaum khawarij yang itu sudah ada dimasa ke khalifahan ali bin abu thalib bahkan khalifah ali sendiri harus tewas ditangan kaum khawarij itu. Nah inilah sebetulnya yang menjadi bibit-bibit dari yang sekarang yang kita lihat yang dipahami sebagai Tindakan-tindakan terorisme itu sendiri yang justru menurut saya dia adalah perbuatan-perbuatan yang ekstrem dan tidak berpikir secara Panjang lebar yang sekedar mencari keuntungan sesaat dengan merugikan banyak orang.

Kalau di Indonesia itu bisa dilihat Tindakan-tindakan terror yang pertama kali muncul pada lebih kurang tahun 1950an dengan munculnya DITII pada saat itu setelah Indonesia merdeka, itu menjadi salah satu contoh nyata bahwa Tindakan terorisme dengan menggunakan dasar agama itu telah terjadi semenjak era setelah kemerdekaan yaitu lebih kurang tahun 1949-1950. Betul Sejak awal kemerdekaan itu sudah ada bibit terorisme yang dilakukan oleh Negara Islam Indonesia dan Darul Islam Tentara Islam Indonesia yang dipimpin oleh Kartosuwiryo pada saat itu.

Dari beberapa yang saya pelajari selama ini kalau kita melihat parapelaku terorisme yang sekarang ini ada yang saya ketahui bisa dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok ideolog dan kelompok pengikut. Yang di sebut kelompok ideolog adalah para pemikir yaitu para pemimpin yang menerapkan paham-paham terorisme paham-paham ekstremisme lebih tepatnya kepada orang-orang yang disebut sebagi kelompok pengikut, kelompok pengikut ini yang mungkin Sebagian besar yang saya ketahui itu adalah orang yang justru pemahaman agamanya rendah. Mereka minim literasi, rendah Pendidikan agama dalam hal ini kemudian mereka dengan semangat ingin belajar agama tapi kemudian belajar pada guru yang salah kemudian mereka terperosok kepada perbuatan-perbuatan terorisme itu sendiri.

Mereka juga banyak yang berasal dari kalangan masyarakat yang miskin, ini tidak diartikan bahwa masyarakat miskin itu adalah masyarakat terror bukan ya, bukan disitu. Tapi dari beberapa orang yang terlibat didalam kegiatan terorisme itu banyak yang berasal dari kalangan yang berekonomi menengah kebawah khususnya masyarakat ekonomi bawah yang kemudian mereka tidak memiliki akses untuk mendapatkan Pendidikan yang cukup kemudian disinilah mereka kurang literasi mereka kurang pemahaman terhadap ajaran agama yang benar, kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang ideolog ini sehingga mereka mudah terjebak dalam perbuatan-perbuatan terror yang merugikan banyak orang.

Hal yang umum terjadi dari para pelaku terror yang saya pelajari selama ini bahwa orang-orang yang terlibat dalam kegiatan terorisme umumnya hanya meyakini kebenaran pada satu guru yang cara berpikirnya sangat absolute yang dia mengklaim bahwa hanya gurunya yang paling benar tanpa kemudian bisa menerima kebeneran dari yang lainnya.

Narasumber sebagai pegiat dalam pembinaan warga binaan lapas dari para mantan pelaku terorisme memiliki banyak program deradikalisasi melalui pusat deredikalisasi BNPT telah melakukan pembinaan dengan memberkan pemahaman mulai dari wawasan kebangsaan dan keindonesiaan sampai pelatihan soft skill agar warga binaan ini bisa melakukan aktivitas yang umum dilakukan masyarakat kita seperti Bertani, berkebun, berdagang dan lainnya.

Melakukan deradikalisasi melalui wawasan kebangsaan dan keindonesiaan yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila, UUD, Kebhinekaan, keberagaman dan lainnya perlu diberikan pada masyarakat binaan yang sudah terpapar paham ekstremisme dan terorisme secara komprehensip dan mendalam untuk membuka pemikirannya lebih luas. Karena sering kali narasi-narasi yang mereka bangun atau yang ada di kepala mereka itu umumnya selalu mengatakan bahwa kalau kita tidak berhukum pada hukum Allah maka kita adalah termasuk orang-orang yang sesat yang sebetulnya maknanya tidak begitu, makna sebetulnya itu luas.

Sumber pendaan kegiatan terorisme agak sulit untuk dilacak karena memang sumber pendaaan itu tidak mungkinkan sumber pendanaan itu kemudian menyatakan sumber pendanaan untuk kegiatan terorisme kemudian pendanaan-pendanaan itu pasti akan tetutupi kemudian sumber pendanaan juga dilakukan secara kamuflase dan dengan teknologi mata uang crypto atau dengan teknologi yang lebih canggih saat ini keuangan digital itu menjadi salah satu cara untuk menggunakan teknologi ekonomi digital itu.

Jangan kemudian kita terjebak misalnya bahwa terorisme itu berkaitan dengan orang yang memakai cadar, atau berjenggot seperti saya dan orang yang bercelana cingkrang kemudian orang terjebak kemungkinan besar ini pasti teroris, harus bisa dibedakan secara jelas dan tegas apa yang disebut dengan kepatuhan terhadap ajaran agama dengan Tindakan ekstremisme dan terorisme karena ekstremisme dan terorisme itu berkaitan dengan pola pikir tidak selalu soal simbol-simbol oleh karena itu tidak bisa disematkan kepada atribut-atribut keagamaan. Maka dari itu yang perlu dirubah adalah cara berpikirnya, dari cara pikir yang destruktif/merusak menjadi cara pikir yang membangun.

Memang disadari kita perlu tenaga, karena BNPT tidak punya kaki di daerah sementara kegiatan terorisme tidak ada hanya di Jakarta saja, perlu dipikirkan bahwa kita juga perlu melakukan proses pembinaan wawasan kebangsaan, pembinaan keagamaan, pembinaan tentang kewirausahaan kepada warga binaan yang sekarang ada di lapas daerah dan itu harus bisa dijalankan oleh Lembaga-lembaga lain di daerah yang bisa melakukan tugas itu.

Peran dari lembagalembaga institusi yang lain misalnya organisasi keagamaan yang cukup besar di Indonesia seperti NU, Muhammadiyah, Persis, kemudian MUI juga orang-orang sekitar seperti jamaah harus memberikan pemahaman itu juga mempunyai peran penting untuk menekan terjadinya pemahaman-pemahaman yang sangat ekstrem yang muncul ditengah masyarakat karena itu menjadi tugas Bersama bukan hanya tugas BNPT, TNI dan Polri saja, tapi juga tugas seluruh masyarakat.

Generasi muda harus mewaspadai adanya Gerakan-gerakan ekstremisme yang bisa berujung pada Tindakan prilaku terorisme di Indonesia, ini akan merugikan kita semua, itu satu. Kedua semangat belajar jangan pernah berhenti karena ilmu pengetahuan itu menjadi salah satu tameng yang paling penting untuk mencegah munculnya perilaku dan berpikir secara ekstrem, dengan kita berpikir denagn kita belajar kita akan memiliki wawasan yang sangat luas memliki pemahaman yang begitu luas memiliki pemahaman yang juga mendalam yang itu diharapkan akan mampu membendung adanya pemikiran-pemikiran yang ekstrem yang dapat menjurus pada Tindakan-tindakan terorisme yang tentunya telah terbukti merugikan negara kita.

Artikel Terkait

Leave a Comment