PT PLN Indonesia Power (PLN IP) memperkuat keandalan pasokan di sistem kelistrikan Papua. Caranya yaitu dengan menandatangani dua kerja sama strategis.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Benardus Sudarmanta mengatakan kerja sama itu meliputi serah terima operasi dan pemeliharaan (O&M) PLTMG Biak-1 15 MW dan penandatanganan perjanjian performance-based O&M PLTU Holtekamp 50 MW.
“Langkah ini menegaskan komitmen PLN IP sebagai mitra andal PT PLN (Persero) dalam menjamin keberlangsungan sistem kelistrikan di Papua yang masih menghadapi tantangan elektrifikasi dan kompleksitas sistem penyediaan listrik,” ujarnya seperti dikutip dari Antara, Minggu (10/8).
Benardus menjelaskan PLN IP akan terus hadir dalam upaya pemerataan energi nasional. “Tugas kami bukan hanya menjaga pasokan listrik, tapi juga menjalankan amanat konstitusi yakni memastikan seluruh masyarakat, termasuk di Papua, mendapatkan akses energi yang andal dan berkelanjutan. Kolaborasi ini adalah bentuk nyata PLN IP hadir untuk Indonesia,” ujar Benardus.
Direktur Operasional Gas PLN IP, Purnomo menjelaskan, PLTMG dipilih sebagai solusi energi di wilayah kepulauan seperti Papua karena efisiensinya tinggi, bentuknya ringkas, dan rendah emisi.
“PLTMG sangat ideal untuk wilayah seperti Papua yang memiliki sebaran geografis luas dan sistem kelistrikan kecil. Ini mendukung transisi energi, sekaligus memberikan layanan yang cepat dan fleksibel bagi masyarakat,” jelasnya.
Kerja Sama Performance-Based O&M PLTU Holtekamp 50 MW
Sementara, perjanjian kerja sama performance-based O&M PLTU Holtekamp 50 MW dilakukan oleh Direktur Operasional Batubara PLN IP M Hanafi Nur Rifai dan GM PLN UIW Papua dan Papua Barat Diksi Erfani Umar.
Hanifi mengatakan PLTU Holtekamp yang beroperasi sejak 2016 kini memasuki fase transformasi kinerja berbasis kinerja (performance-based contract) dan tengah menjalani inovasi teknis berupa modifikasi chain grate stoker untuk efisiensi dan peningkatan keandalan.
“Inovasi yang sudah berhasil kami terapkan di unit Sanggau kini kami replikasi di Holtekamp. Kami berkomitmen mendukung sistem kelistrikan Papua agar semakin andal,” terangnya.
Papua yang memiliki kompleksitas tinggi dalam sistem kelistrikannya, terbagi dalam 8 sistem besar dan sekitar 300 sistem kecil. Menurut Diksi, sekitar sepertiga masyarakat Papua masih belum mendapatkan akses listrik.
“Meskipun kapasitas kecil, gangguan di sistem Papua bisa berdampak besar. Karena itu, kami percaya PLN IP mampu menjaga keandalan dan meningkatkan kinerja sistem di sini,” ujarnya.
Pembangkit di Holtekamp
Dia juga menyebut pembangkit seperti Holtekamp harus menjadi backbone sistem kelistrikan Papua dan kerja sama tersebut diharapkan menjadi motor bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Papua membutuhkan kita. Ini bukan sekadar kontrak bisnis, tapi ladang pengabdian untuk membantu rakyat membuka akses listrik, pendidikan, dan ekonomi bagi saudara-saudara kita di timur Indonesia,” tambah Diksi.
PLN Indonesia Power terus memperluas perannya di wilayah timur sebagai bagian dari upaya mencapai rasio elektrifikasi 100 persen.
Kerja sama itu menjadi bukti nyata sinergi antara subholding dan holding PLN dalam mendukung agenda strategis nasional. “Kami hadir di Papua bukan hanya untuk mengoperasikan pembangkit, tapi untuk memastikan bahwa listrik menjadi penggerak peradaban dan kesejahteraan. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami terhadap negeri,” sebut Benardus.