Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Jawa Timur memastikan tidak ada satu pun laporan soal guru Sekolah Rakyat (SR) jenjang pendidikan menengah pertama atau setara SMP yang mengundurkan diri.
“Untuk guru di Sekolah Rakyat Menengah Pertama atau SRMP 16 tidak ada yang mengundurkan diri,” kata Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang Donny Sandito di Kota Malang, Jumat.
Dia mengatakan kondisi Sekolah Rakyat atau dikenal dengan sebutan SRMP 16 masih aman dengan semua kegiatan tetap berjalan sebagaimana ketentuan yang berlaku.
“Secara garis besar sampai hari ini aman,” ujarnya.
Selain itu, dia mengungkapkan menerima laporan terkait masih kurang jumlah guru di SRMP 16. Total guru yang mengajar di SRMP 16 saat ini 12 orang.
“Laporan dari kepala sekolah itu guru kurang empat orang, sama wali asuh kurang tiga orang. Termasuk tenaga administrasi kan masih kurang tapi kalau yang mengundurkan diri tidak ada,” ucap dia.
Dia mengemukakan penambahan jumlah guru menjadi kebutuhan penting untuk memastikan proses belajar mengajar berjalan lancar.
“Pak Wali Kota ke Jakarta untuk sounding kekurangan guru ini ke Kementerian Sosial (Kemensos),” katanya.
Para guru juga berperan menciptakan suasana nyaman dan aman sehingga para pelajar tidak merasa home sick selama tinggal asrama.
“Untuk murid yang pulang dan mengundurkan diri belum ada. Tetapi kalau yang menginginkan pulang memang ada tetapi sudah bisa diatasi oleh guru-guru di sana,” katanya.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, Selasa (29/7), mengemukakan telah menyiapkan 50 ribu lebih guru baru untuk menggantikan guru Sekolah Rakyat yang mengundurkan diri, setelah adanya proses seleksi dan penempatan.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, menyebutkan 140 guru Sekolah Rakyat mengundurkan diri.
Alasan utama dibalik pengunduran diri para guru itu karena persoalan jarak tempuh menuju fasilitas Sekolah Rakyat yang terlalu jauh dengan domisili.